Berbeda halnya dengan probability sampling, pada non-probability sampling, setiap elemen
populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan
probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik
khusus masing-masing elemen. Hal ini mengindikasikan bahwa temuan-temuan dari
analisis terhadap sampel terpilih tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi tetapi
untuk mendapatkan informasi awal yang cepat dengan cara yang murah. Dalam
banyak kejadian non-probability sampling sering
merupakan metode yang terpaksa dilakukan karena kondisi tertentu metode lain
tidak mungkin digunakan. Beberapa model dari metode sampling yang non-probabilistik ini adalah convenience sampling dan purposive
sampling.
1. Convenience Sampling
Seperti
disebutkan oleh namanya, convenience
sampling adalah suatu metode sampling
dimana para respondennya adalah orang-orang yang secara suka rela menawarkan
diri (conveniencely available) dengan
alasan masing-masing. Misalnya, suatu perusahaan industri makanan seperti
makanan dalam kemasan kaleng ingin mendapatkan informasi tentang bagaimana
pandangan konsumen terhadap mutu produk yang dihasilkan. Untuk itu, perusahaan
membawa produk-produk tersebut ke pasar dan menawarkan kepada siapa saja yang
bersedia mencicipi dan memberikan informasi tentang mutu produk tersebut
menurut penilaian masing-masing. Convenience
sampling sering digunakan selama fase eksplorasi dari sebuah projek
penelitian telah dianggap sebagai metode paling baik untuk mendapatkan
informasi awal secara cepat dengan biaya yang murah.
2. Purposive
Sampling
Purposive sampling adalah metode sampling non-probability yang menggunakan orang-orang tertentu sebagai
sumber data/informasi. Orang-orang tertentu yang dimaksud di sini adalah
individu atau kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan, dan
lain-lain yang dimilkinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu
dijadikan sumber informasi. Individu atau kelompok khusus ini langsung dicatat
namanya sebagai responden tapa melalui proses seleksi secara random. Biasanya
jumlah responden dalam purposive sampling
sangat terbatas.
Purposive sampling dapat dibedakan dalam
dua bentuk yaitu judgement sampling dan
quota sampling. Judgement sampling
adalah suatu tipe pertama purposive sampling dimana responden terlebih
dahulu dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu karena kemampuannya atau
kelebihannya diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang
bersifat khusus yang dibutuhkan peneliti. Quota
sampling adalah tipe kedua purposive sampling, dimana
kelompok-kelompok tertentu dijadikan responden (sumber data/informasi) untuk
memenuhi kuota yang telah ditetapkan. Pada umumnya, sejak awal penelitian kuota
telah ditetapkan untuk masing-masing kelompok berdasarkan gambaran
(persentase/proporsi kelompok) dalam populasi.
Jasa Studi Kelayakan
Konsultan Studi Kelayakan
Jasa Studi Kelayakan
Konsultan Studi Kelayakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar