Sabtu, 01 Desember 2018

Koefisien Korelasi


Berdasarkan hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lainnya dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r” dimana besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 ≤ r ≤ +1.
Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap Xi atau  ry.1,2,…,k dapat dicari dengan rumus:
Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):
1. 0                      :    tidak ada korelasi antara dua variavel
2. > 0,00 – 0,25   :    korelasi sangat lemah
3. > 0,25 – 0,50   :    korelasi cukup
4. > 0,50 – 0,75   :    korelasi kuat
5. > 0,75 – 0,99   :    korelasi sangat kuat
6. 1                      :    korelasi sempurna


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jasa Pengolahan DMAIC dengan Six Sigma

DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) adalah salah satu metodologi utama dalam Six Sigma, yang merupakan kerangka kerja yang di...