Kamis, 06 Desember 2018

Uji Kenormalan Data

Uji normalitas dilakukan terhadap data miskonsepsi yang diberikan modelpembelajaran konstruktivis baik secara keseluruhan maupun berdasarkan penalaran siswa. Uji normalitas data tersebut menggunakan uji Lilliefors terhadap enam kelompok data. Kelompok pertama adalah data miskonsepsi siswa dengan yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok kedua, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal tinggi yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok ketiga, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok keempat, data miskonsepsi yang mengikuti model konvensional. Kelompok kelima, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal tinggi yang mengikuti model konvensional. Kelompok keenam, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model konvensional. Harga L hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga L tabel dengan mengambil; taraf signifikansi 5 %. Jika harga L hitung yang diperoleh lebih kecil dari harga L tabel maka sebaran frekuensi skor variabel tersebut adalah normal

Uji Kenormalan Parametrik Data dengan Anderson-Darling Test
Statistik ini dikembangkan oleh Anderson dan Darling tahun 1954. Statistik Anderson-Darling berdasarkan pada fungsi distribusi empirik. Statistik ujinya dinamakan statistik yang merupakan kuadrat dari selisih antara luas histogram dengan luas daerah di bawah kurva normal. Bila nilai P-value ≥ α, maka data berdistribusi normal. Biasanya digunakan untuk data berukuran besar. Uji kenormalan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan menggunakan Anderson Darling Test. Uji ini digunakan untuk mengetahui distribusi dari data sampel. Uji ini menggunakan p-value untuk mengukur apakah sebaran tertentu tersebut menyebar normal atau tidak. Adapun tahapan pengujian kenormalan data menggunakan Anderson Darling Test  adalah sebagai berikut:
1.    Data pengamatan diurutkan mulai dari pengamatan dengan nilai terkecil sampai nilai terbesar.
2.    Dihitung nilai Z dengan menggunakan rumus berikut ini:

5.  Hitung nilai dari p-value
a.    jika AD* => 0,6 maka p = exp(1,2937 – 5,709(AD*)+0,0186(AD*)2
b.    jika 0,34 < AD* < 0,6 maka p = exp(0,9177 – 4,279(AD*) – 1,38(AD*)2
c.    jika 0,2 < AD* < 0,34 maka p = 1 – exp(-8,318 + 42,796(AD*) – 59,938(AD*)
d.   jika AD* <= 0,2 maka p = 1 – exp(-13,436 + 101,14(AD*) – 223,73(AD*)2)
6.    Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Ho : Data tidak berdistribusi Normal
H1 : Data berdistribusi Normal
Jika p-value > α, maka Ho ditolak
    Jika p-value ≤ α, maka Ho diterima

Jasa Studi Kelayakan
Konsultan Studi Kelayakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Simulasi dengan Vensim

Simulasi dengan Vensim adalah perangkat lunak simulasi sistem dinamis yang digunakan untuk memodelkan, menganalisis, dan mensimulasikan ber...