Pengolaha data dengan SmartPLS, Berikut ini langkah Pengolahan SmartPLS yang harus dipenuhi
1. Analisa outer model (Model
Pengukuran)
a. Convergent validity
Convergent validity
dari model pengukuran dengan model reflektif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct
score yang
dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih
dari 0,70 dengan
konstruk yang ingin diukur. Namun
demikian untuk
penelitian tahap
awal dari pengembangan skala pengukuran
nilai loading 0,5 sampai 0,60
dianggap cukup (Ghozali, 2012). Menggambarkan besarnya korelasi antar setiap item pengukuran
(indikator) dengan konstraknya. Hasil tersebut dapat dilihat di SmartPLS pada
bagian Outer Loadings (Loading Fector)
b. Discriminant validity
Discriminant validity
Merupakan
nilai cross loading factor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk
memiliki discriminant yang memadai, yaitu dengan cara membandingkan
nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar
dibandingkan
dengan nilai loading konstruk lainnya. Syarat untuk memenuhi syarat
validitas discriminant ini adalah hasil dalam view dalam combined loading
and
cross loadings menunjukan bahwa loading ke konstruk lain bernilai lebih
rendah
dari pada loading ke konstruk variable (Ghozali, 2014: 39). Hasil
tersebut dapat dilihat di SmartPLS pada bagian Cross Loadings
c. Unidimensionality
c. 1.
Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan >0.5
Ukuran AVE juga dapat digunakan untuk
mengukur reliabilitas component score
variable latent dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability (CR). Jika semua
indicator distandarkan, maka nilai AVE akan sama dengan rata-rata nilai block communalities. Bertujuan untuk
mengukur tingkat variansi suatu komponen konstruk yang dihimpun dari
indikatornya dengan menyesuaikan pada tingkat kesalahan. Hasil tersebut dapat dilihat di SmartPLS pada bagian Construct
Reliability and Validity
c. 2. Composite
Reliability (Uji
keandalan data). Data yang memiliki composite reliability >0.8 mempunyai
reliabilitas tinggi. Hasil tersebut dapat dilihat
di SmartPLS pada bagian Construct Reliability and Validity
c. 3. Cronbach Alpha (Uji tingkat konsistensi jawaban responden dalam satu variabel laten). Uji Reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha. Nilai diharapkan >0.6 untuk semua konstruk. Hasil tersebut dapat dilihat di SmartPLS pada bagian Construct Reliability and Validity
2. Analisa inner model (Model Struktural)
a.
Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefesien jalur
atau besarnya hubungan/pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan prosedur Bootrapping. Hasil tersebut dapat dilihat di SmartPLS pada bagian Path Coefficients
Output T Statistik (Inner Model)
Merancang model
Struktural (Inner Model)
b.
R-Square pada konstruk endogen. Nilai R-Square adalah koefesien determinasi
pada konstruk endogen. Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk
setiap variabel laten dependen.
Nilai R-Square sebesar 0.75 (kuat),
0.50 (moderat), dan 0.25 (lemah). Hasil
tersebut dapat dilihat di SmartPLS pada bagian R
Square
c. Effect
size (f-square). Dilakukan
untuk mengetahui kebaikan model.
Apakah prediktor variabel laten mempunyai pengaruh
yang lemah, medium atau besar pada tingkat struktural, 0,02 (kecil) ; 0,15
(moderat); 0,35 (besar). variabel laten eksogen memiliki pengaruh kecil,
moderat dan besar pada level struktural.
Menurut Cohen
(1988) dalam Yamin dan Kurniawan (2011:21) Effect
Size f2 yang disarankan adalah 0.02, 0.15 dan 0.35 dengan
variabel laten eksogen memiliki pengaruh kecil, moderat dan besar pada level
struktural. Hasil tersebut dapat dilihat di SmartPLS
pada bagian
f Square
d. Prediction
Relevance (Q-Square) atau dikenal dengan Stone Geisser’s. Uji ini dilakukan untuk
kostruk endogen dengan indikator reflektif.
Nilai Q-Square memiliki arti yang
sama dengan coefficient determination (R-Square) pada analisis
regresi, dimana semakin tinggi Q-Square, maka model dapat dikatakan
semakin baik atau semakin fit dengan data. Evaluasi inner model dapat
dilakukan dengan tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah dengan melihat dari R2,
Q2 dan GoF.
Konstruk Nilai Q2
Berikut untuk pengujian Inner model dapat dilakukan dengan melihat nilai Q2
(predictive relevance). Untuk menghitung Q2 dapat digunakan rumus
Q2 =1-(1-R12 ) (1-R22 )……(1-Rp2 )…
3.
Uji Fit Model
Uji Fit
Model dapat dilihat dari beberapa indikator, pada kasus ini dilihat dari 2 indikator
yaitu:
1. Standardized
Root Mean Square Residual (SRMR) Model PLS dinyatakan telah memenuhi
criteria uji model fit jika nilai SRMR <
0.1
dan model dinyatakan perfect SRMN < 0.08. (Vicenzo,
2016: 55)
2. Normal
Fit Index (NFI) range skornya 0 s/d 1 dimana semakin mendekati 1 semakin baik
model yang dibangun.
4. Pengujian Hipotesa.
Berdasarkan
olah data yang telah dilakukan, hasilnya dapat digunakan untuk menjawab
hipotesis pada penelitian ini. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan
dengan melihat nilai T-Statistics dan nilai P-Values. Hipotesis
penelitian dapat dinyatakan diterima apabila nilai P-Values < 0,05. Berikut ini adalah hasil uji hipotesis yang diperoleh dalam
penelitian ini dapat dilihat di SmartPLS
pada bagian Path Coefficients
Tidak ada komentar:
Posting Komentar